Tinjauan Terhadap Kinerja Kemitraan Antara PT.Nestlé
Dengan Petani Kopi Lampung
Abstract
Coffee
beans quality improvements can be done by farmers with improvement in terms of
harvesting, drying, storage and sorting.
But in fact buyers do not appreciate the differences of coffee bean
quality from farmers. It make farmers do
not want to improve their coffee beans quality.
Coffee beans consistency (flavored) as raw materials is critical to
PT.Nestlé, for producing NESCAFÉ. Based on this matter, PT.Nestlé provides
guidance and knowledge-transfering to farmers.
Training for farmers has been doing by PT.Nestlé in Lampung province since 1994. The
expectation of this activity are, that it can provide of coffee bean quality improvement
and also increasing of coffee plants productivity (Kurniawan, 1999). The purposes of this study is to analyze the
partnership between PT.Nestlé with coffee bean farmers in Lampung. And if it happens, can this partnership
improve the quality of farmer’s coffee beans?. The
result of this study showed that there is a vertical coordination between two
parties. This activity conducted by PT.Nestlé as supervisor and coffee bean
farmers in Ngarip Village as agent. Each
party undertook their own responsibility with distinct purpose but maintenanced
beneficial relationship and good synergy in agricultural workframe for both
sides. This partnership has been able to
improve the quality of robusta coffee beans belongs of farmers. Before the partnership has done, the coffee
beans quality was low with water level than 20 percent and defect value more
than 250. After the partnership, the
Ngarip coffee bean farmers have been able to improve their coffee beans quality
with the water level 11.5 % and defect less than 80.
Key words: coffee beans, farmers, quality improvement,
partnership, vertically coordination.
Abstrak
Perbaikan
kualitas biji kopi dapat dilakukan oleh petani dengan melakukan perbaikan dalam
hal pemanenan, penjemuran, penyimpanan dan sortasi. Namun kenyataannya, para pembeli yaitu
pedagang pengumpul tidak membedakan harga antar kualitas. Akibatnya petani tidak terpacu untuk
memperbaiki kualitas kopinya. Konsistensi mutu (cita
rasa) bahan baku merupakan hal yang amat penting bagi PT. Nestlé untuk memproduksi NESCAFÉ. Berangkat dari hal tersebut maka PT. Nestlé
memberikan pembinaan dan transfer pengetahuan kepada petani. Pembinaan petani telah dilakukan oleh PT. Nestlé di
Propinsi Lampung sejak tahun 1994. Dengan harapan bahwa program ini dapat memberikan
sumbangsih pada perbaikan mutu dan cita rasa dan peningkatan
produktivitas kopi rakyat (kurniawan,
1999). Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis bentuk kemitraan antara PT. Nestlé dengan petani kopi di lampung yang berkaitan dengan
peningkatan mutu kopi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Pembinaan yang dilakukan mengarah pada terjadinya kordinasi
vertikal antar lembaga tataniaga.
Pembinaan ini berjalan dengan PT. Nestlé sebagai pembina dan Petani Kopi
Desa Ngarip sebagai agent yang dibina.
Masing-masing pihak melakukan tanggung jawabnya dengan tujuan yang
berbeda tapi menimbulkan sinergi yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
Pembinaan ini telah berhasil meningkatkan mutu biji kopi Robusta di tingkat
petani. Sebelum dilakukan pembinaan oleh
PT. Nestlé, mutu kopi yang dihasilkan petani adalah kopi mutu asalan dengan
kadar air lebih dari 20 persen dan nilai
defect lebih dari 250. Setelah
dilakukan pembinaan, petani telah mampu meningkatkan mutu kopi Robusta dari
mutu asalan menjadi mutu A1 dan A2 yaitu biji kopi dengan kadar air 11.5 persen
dan defect kurang dari 80.
Kata Kunci: Biji kopi, petani,
peningkatan mutu, pembinaan, koordinasi.
No comments:
Post a Comment