BAB
I. PENDAHULUAN
TIK:
1.
Mahasiswa
dapat memahami pertanian dalam arti luas dan karakteristik dasar komoditi
pertanian Indonesia.
2.
Mahasiswa
mengerti mengenai konsep pemasaran sebagai bagian penting dalam agribisnis.
3.
Mahasiswa
dapat mengerti mengenai peranan pemasaran produk pertanian.
A.
Pendahuluan
|
|
Pertanian dalam arti luas dimaknai sebagai kegiatan budidaya
tumbuhan/hewan. Sehingga pertanian akan
meliputi kegiatan budidaya tanaman di lahan, perke-bunan, kehutanan, perikan-an,
peternakan, perairan dan bioteknologi pertanian. Konsekuensi dari kegiatan budidaya inilah yang
menimbulkan kegiatan panen atau dalam istilah ekonomi disebut kegiatan
produksi. Sebagai suatu proses ekonomi,
produksi akan dimaksimumkan untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Sektor
pertanian di Indonesia merupakan sistem yang kompleks karena melibatkan 70
persen penduduk Indonesia sebagai produsen on farm (petani) dan 250 juta
jiwa sebagai konsumen (Said dan Intan, 2004).
Produk pertanian menjadi rawan karena menyangkut katahanan
pangan yang mempengaruhi situasi sosial, ekonomi dan politik bangsa. Kompleksitas ini berasal dari sifat komoditi,
sistem produksi, serta karakteristik pasar komoditi pertanian yang pada
akhirnya berimplikasi pada kompleksnya sistem pemasaran pertanian.
B.
Masalah
Dasar Pemasaran Pertanian di Indonesia
Terkait
kompleksitas sifat produk, sistem produksi dan karakteristik pasar komoditi
pertanian Indonesia, banyak ciri khas yang melekat pada produk-produk pertanian
Indonesia. Hal ini terjadi karena Indonesia
adalah negara beriklim yang tropis yang hanya mengenal dua musim yaitu musim
penghujan dan kemarau. Sifat-sifat dasar
produk pertanian Indonesia adalah:
1.
Bulky. Panen produk-produk pertanian akan memerlukan
ruang penyimpanan yang besar. Rata-rata
produk-produk pertanian di Indonesia berupa produk primer yang langsung
dikonsumsi oleh konsumen akhir tanpa ada perlakuan khusus di tingkat on farm.
2.
Perishable. Produk pertanian juga mudah sekali rusak
karena mengandung kadar air tinggi. Sehingga memerlukan penanganan pasca panen
yang tepat. Di pasar, komoditi pertanian
akan memiliki siklus pemasaran yang pendek.
3.
Sessional. Panen akan bersifat musiman sehingga saat
panen akan terjadi ekses penawaran sementara permintaan konstan dan
mengakibatkan harga jual menurun.
Sementara saat tidak panen maka mendorong terjadinya ekses permintaan
karena supply menurun maka akan
mendorong naik harga komoditi tersebut.
4.
Petani produsen berjumlah banyak namun
penguasaan lahan rendah. Hal ini
menyebabkan rendahnya skala produksi dan tingginya biaya produksi.
5.
Infrastruktur antara petani produsen dengan
konsumen atau industri akhir rata-rata buruk.
Hal ini mengakibatkan pengetahuan petani produsen terhadap pasar juga
rendah.
6.
Rendahnya sistem informasi pasar dan penanganan
pasca panen. Petani produsen rata-rata
masih menghasilkan produk primer dan bermutu rendah. Hal ini menyebabkan rendahnya harga jual yang
diterima petani itu sendiri.
7.
Tingginya biaya transaksi. Pemahaman biaya transaksi dapat dipahami
sebagai biaya-biaya yang muncul akibat adanya pungutan liar baik terhadap
petani produsen, lembaga pemasaran maupun konsumen/industri akhir.
Kompleksitas sifat, sistem produksi dan karakteristik
pasar produk pertanian ini juga menimbulkan kompleksitas sistem penyaluran
suatu komoditi pertanian dari produsen petani di on farm sampai ke tangan konsumen/industri akhir.
C.
Konsep
dan Definisi Pemasaran Pertanian
Kegiatan
produksi pertanian di tingkat on farm
akan dapat dikonsumsi oleh manusia selama tersedia kegiatan penyaluran produksi
ke tangan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung. Proses
mengalirnya suatu produk pertanian dari
tangan produsen (on farm) sampai
dikonsumen akhir inilah yang dimaknai secara sederhan sebagai pemasaran
pertanian. Banyak ahli yang
mengkonsepsikan pemasaran pertanian, diantaranya adalah :
Said dan
Intan (2004): mendefinisikan pemasaran pertanian sebagai serangkaian aktivitas bisnis yang bertujuan memberikan
kepuasan atas barang atau jasa yang dipertukarkan dari produsen/pedagang kepada
konsumen akhir dalam bidang pertanian.
American Marketing
Assosiation, memberi batasan: Marketing is the performance of
business activities directed toward and incident to the flow of goods and
services from producer to consumer or user.
Prof.Hansen:
Marketing is the delivery of standard of living.
Uhl and Kohl ; Food marketing as the
performance of al business activities involvel in the flow of food products and
services from the point of initial agricultural production until they are in
the hands of consumers.
Paul D. Converse, dkk:
1. penciptaan nilai-nilai guna atas waktu,
tempat dan milik.
2. Menggerakkan barang-barang dari suatu
tempat ketempat lain, dan mengakibatkan perobahan/perpindahan milik melalui jalan
pembelian atau penjualan.
Thomsen: Marketing of agricultural products is the study of
agricultural marketing, then, comprises all of the operations, and agencies
conducting them involved in the movement of farm produced foods and raw
materials, and their derivatines such as textiles, from the farms to final
consumer and the effects such operations on farmers, middlemen and consumers. Alex S.
Nitisemito: Marketing
adalah semua kegiatan aktivitas untuk memperlancar arus barang/jasa dari
produsen kegiatan konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk
menciptakan permintaan efektif. Winardi
: Marketing terdiri dari tindakan-tindakan yang menyebabkan berpindahnya
hak milik atas benda-benda dan jasa-jasa dan yang menimbulkan distribusi fisik
mereka.
Luhut Sihombing: Tata niaga atau marketing itu
meliputi kegiatan-kegiatan yang sangat luas sekali, diantaranya: kegiatan
pembelian (buying), kegiatan menjual (selling), kegiatan
pembungkusan (packing), kegiatan pemindahan (transport),
kelancaran arus barang dan jasa dan lain sebagainya. Atau dengan lebih singkat pemasaran
itu adalah segala kegiatan yang bersangkut paut dengan semua aspek proses yang
terletak diantara fase kegiatan sektor produksi barang-barang dan jasa-jasa
sampai kegiatan sektor konsumen. Jadi, marketing ini merupakan sesuatu kegiatan
moving process atau moving activities.
Kohls dan
Downey dalam Purcell (1979)menyatakan bahwa pemasaran
pertanian adalah kinerja dari semua aktivitas bisnis yang
terlibat dalam penyaluran barang dan jasa dari titik awal komoditisi pertanian
sampai ke tangan konsumen akhir.
Purcell
(1979)
mengungkapkan bahwa pemasaran pertanian adalah sekumpulan
kegiatan ekonomi dan perilaku yang terlibat dalam kegiatan koordinasi berbagai
tahap kegiatan ekonomi dari proses produksi sampai konsumsi.
Tahap-tahap kegiatan ekonomi dalam sistem pemasaran pertanian tertera
dalam gambar 1 berikut:
Suatu komoditi akan dikonsumsi apabila setidaknya
memenuhi syarat tertentu. Syarat
tersebut adalah semua komoditi pertanian yang dihasilkan akan dapat memenuhi
dan memuaskan keinginan konsumen. Bagi
produk-produk pertanian, tentunya harus dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan
konsumen akan kebutuhan pangan, sandang, papan, obat, estetik maupun life style. Pemasaran juga merupakan kegiatan yang berkaitan dengan penciptaan atau penambahan
kegunaan dari barang atau jasa, maka dengan demikian pemasaran termasuk
tindakan atau usaha yang produktif.
Dalam
sistem agribisnis yang terkait antara industri hulu, usahatani, industri hilir
dan sub sektor pendukungnya, pemasaran akan menjadi sistem ekonomi yang
kompleks, dinamis, integral, dan hasil interaksi dari berbagai kegiatan
tersebut. Terlebih lagi saat ini Ilmu Pemasaran
Pertanian, tidak hanya menghubungkan produsen petani on farm dengan konsumen semata namun juga menghubungkan produsen
petani individual dengan industri nasional maupun internasional. Sebagai sistem ekonomi, pemasaran pertanian
memegang peran penting. Pemasaran pertanian
sebagai sistem kegiatan ekonomi harus berorientasi pada pasar dan seluruh
keinginan dan kebutuhan konsumen harus teridentifikasi secara efektif.
Sistem pemasaran
pertanian melibatkan sejumlah lembaga-lembaga pemasaran, baik yang berorientasi
laba atau nir-laba, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung
dalam operasi sistem pemasaran pertanian dan memunculkan banyak peran dan
manfaat. Sistem
pemasaran pertanian mencakup kegiatan produktif yang dilakukan masing-masing lembaga-lembaga pemasaran
yang terlibat dalam sistem produksi pertanian tersebut baik secara vertikal berdasarkan urutan urutan
penambahan nilai guna atau penciptaan nilai tambah maupun secara horizontal
berdasarkan tingkatan kegiatan produktif yang sama. Tingkat produktivitas sistem pemasaran
pertanian ditentukan oleh tingkat efisiensi dan tingkat efektivitas seluruh
kegiatan fungsional sistem pemasaran itu sendiri. Efisiensi sistem pemasaran dapat dilihat dari
terselenggaranya integrasi vertikal dan integrasi horizontal yang kuat yang
ditandai dengan terjadinya pembagian yang adil antara biaya dan keuntungan pemasaran
setiap lembaga yang terlibat dalam sistem pemasaran tersebut.
D.
Peranan
Pemasaran Pertanian
Pada
dasarnya pemasaran pertanian berperan sebagai semua aktivitas yang mengalirkan
produk pertanian dari produsen petani on
farm sampai ke tangan konsumen atau
industri. Bagi konsumen individual, pemasaran
akan menciptakan keuntungan secara
individual/lembaga melalui margin pemasaran. Sementara bagi masyarakat konsumen, keuntungan akan muncul karena adanya:
1.
informasi
publik yang lebih baik,
2.
biaya
komoditisi lebih rendah,
3.
mendapatkan
kuantitas yang lebih banyak pada tingkat pengeluaran yang sama, dan
4.
kualitas
komoditi/jasa yang lebih baik.
Peran penting pemasaran pertanian adalah :
1. Sistem pemasaran pertanian dapat memaksimumkan tingkat konsumsi masyarakat terhadap
komoditi pertanian.
2. Meningkatkan
kepuasan konsumen.
3. Memaksimumkan mutu hidup, melalui kegiatan pemasaran
pertanian dengan kompleksnya lembaga yang terlibat didalamnya akan meningkatkan
pendapatan banyak pihak dalam masyarakat dengan asumsi adanya pembagian
keutungan dan biaya pemasaran yang adil antara masing-masing lembaga serta
tidak mematikan lembaga jaring pengaman sosial di suatu wilayah desa.
No comments:
Post a Comment