Materi
Kuliah Sosiologi Umum Kelas Ekstensi TA 2015/2016
Masalah
sosial
TIU :
Mahasiswa dapat
secara komprehensif memahami permasalahan yang terjadi di masyarakat sekaligus
memberikan solusi sosiologi terbaik bagi masyarakat.
tik
:
· Mahasiswa mengerti definisi masalah sosial.
· Mahasiswa dapat paham tentang
pengklasifikasian masalah sosial
· Mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah
sosial berdasarkan ukuran-ukuran sosiologis terhadap masalah sosial.
· Mahasiswa memiliki pemahaman mengenai beberapa
masalah sosial penting di Indonesia dan solusinya.
I.
Pengertian
mengenai masalah sosial.
Ilmu sosiologi menelaah kehidupan masyarakat dan unsur-unsur
interaksinya, berbagai
gejala yang wajar dalam masyarakat seperti norma, kelompok sosial, lapisan
masyarakat, lembaga kemasyarakatan, proses sosial, perubahan sosial dan
kebudayaan, serta perwujudannya.
Masyarakat terdiri atas berbagai individu yang saling berinteraksi. Hasil interaksi antar individu dalam
masyarakat akan memunculkan aksi dan reaksi dari perlbagai perilaku individu
kepada individu lainnya. Terkadang
aksi-reaksi tersebut tidak selamanya berjalan
mulus dan bahkan muncul tindakan-tindakan atau
perilaku tidak dikehendaki dalam kehidupan masyarakat. Gejala-gejala
yang tidak normal ini akan memunculkan kekecewaan dan penderitaan pada
masyarakat. Gejala tidak normal ini kemudian disebut dengan masalah sosial.
Sebuah masalah dikatakan sebagai masalah sosial dalam
masyarakat apabila bersangkutan dengan hubungan antarmanusia dan
mengganggu keutuhan bermasyarakat. Menurut
Soekanto (2007) yang dimaksud dengan masalah sosial adalah ketidaksesuaian unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang
membahayakan/menghambat terpenuhinya tujuan pokok masyarakat dan menyebabkan
kepincangan ikatan sosial. Sementara Roucek
dan Waren dalam Abdulsyaini (1994), mengartikan masalah sosial sebagai
masalah yang melibatkan sejumlah besar manusia dengan cara-cara yang kimenghalangi
pemenuhan kehendak-kehendak biologis dan sosial yang ditetapkan mengikuti garis
yang ditetukan masyarakat. Daldjoeni
(1985) menyatakan, masalah sosial adalah suatu kesulitan atau ketimpangan yang
yang bersumber dari dalam masyarakatsendiri dan membutuhkan pemecahan dengan
segera,dan sementara itu orang masih percaya akan masih dapatnya masalah sosial
itu terselesaikan. Lieslie dalam
Sudharto (1984) menyebutkan bahwa masalah sosial adalah sesuatu kondisi yang
mempunyai pengaruh terhadap kehidupan sebagian besar warga masyarakat sebagai
sesuatu yang tidak diinginkan. Sementara
Abdulsyani (1987) menyatakan terdapat beberapa ciri pokok gejala sosial yang
dapat dijadikan ukuran masalah sosial antara lain :
1.
Terjadinya disorganisasi dalam masyarakat, misalnya keresahan atau
pertentangan-pertentangan antara kelompok- kelompok dalam masyarakat.
2.
Ketidakmampuan masyarakat dalam berhadapan dengan inovasi atau mungkin
ketidakmampuan dalam menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada dasarnya, masalah sosial
menyangkut nilai-nilai sosial dan moral terutama pada masyarakat yang
dinamis. Dalam kondisi masyarakat yang sedang mengalami
perubahan, ada suatu kondisi yang tidak disenangi atau tidak diterima oleh
banyak orang sehingga menimbulkan masalah sosial, atau dapat pula karena
nilai-nilai lama tidak dapat lagi diterima oleh masyarakat, contohnya pertumbuhan
atau pengurangan jumlah penduduk, perusakan lingkungan hidup, kemiskinan,
rasisme, gender, dan sebagainya. Jadi masalah sosial merupakan bagian dari
perubahan sosial dan budaya.
Dewasa ini,
di negara-negara berkembang seperti Indonesia cenderung mengalami disorganisasi
antar lembaga dalam masyarakatnya. Hal
ini dipicu tingginya percepatan perubahan maupun karena ketidakpahaman relatif
yang menyangkut proses perubahan, seperti modernisasi. Modernisasi memberi efek yang saling
berlawanan, di satu sisi telah membawa kemajuan dan di sisi lain meningkatkan
jumlah kelompok miskin yang harus menanggung akibat pembangunan yang tidak
merata sehingga tidak dapat menikmati hasil pembangunan. Dalam kondisi yang
tidak menentu, masyarakat belum memiliki kepastian suatu nilai sehingga
perilaku masyarakat belum menentu, bahkan saling bertentangan memunculkan
orang-orang yang rapuh (personally disorganized). Apabila kerapuhan
pribadi tersebut berlanjut sampai mereka kehilangan pedoman akan tujuan hidup,
lalu menarik diri dari masyarakatdan bersikap apatis. Apabila kerapuhan terjadi pada banyak
individu dalam masyarakat maka akan memunculkan masyarakat yang rapuh.
Untuk mengetahui suatu kondisi
abnormal dalam masyarakat, dapat dideteksi melalui beberapa angka indeks. Indeks yang memberi
petunjuk akan adanya
masalah social adalah:
§ Simple rates :
angka laju gejala abnormal dalam mayarakat.
§ Composite indices : gabungan indeks dari
bermacam-macam aspek penyimpangan sosial yang mempunyai kaitan satu dengan lainnya.
§ Composition of citizen:
proporsi penduduk dalam lapisan
masyarakat.
§ Social distances :
jarak antar individu dalam bersosialisasi di masyarakatnya.
§ Social partipation: semakin
kecil partisipasi sosial seorang individu
dalam masyarakatnya makan
kecenderungan terjadinya masalah
sosial akan lebih
besar.
II.
Klasifikasi masalah sosial berdasarkan
penyebabnya.
Ditinjau
secara teoritik, ada banyak faktor penyebab terhadap tumbuh dan/atau berkembangnya suatu masalah sos ial. Secara umum,
faktor penyebab itu meliputi faktor struktural, yaitu pola-pola hubungan antar
individu dalam kehidupan komunitas; dan faktor kultural, yaitu nilai-nilai yang
tumbuh dan berkembang dalam kehidupan komunitas. Adanya perubahan atas kedua
faktor itulah, yang selama ini diteorikan sebagai faktor penyebab utama
munculnya suatu masalah sosial. Logika teoritisnya adalah: ketika terjadi
perubahan pola–pola hubungan sosial dan/atau perubahan nilai -nilai sosial,
maka sebagian anggota komunitas akan ada yang sangat siap, cukup siap dan
bahkan sama sekali tidak siap dalam menerima perubahan itu. Kesiapan dan/atau
ketidaksiapan itulah yang kemudian menyebabkan perbedaan mereka dalam melakukan
adaptasi dengan lingkungan sosialnya. Berkaitan dengan hubungan saling mempengaruhi antara
individu dengan lingkungan sosialnya dan berbagai faktor lain maka sumber
masalah sosial dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1.
Faktor ekonomis, antara
lain kemiskinan dan pengangguran. Di masyarakat Indonesia, kemiskinan dalam kehidupan
modern diartikan tidak menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan dan
kemudahan lain yang tersedia di jaman modern. Kemiskinan di semua negara selalu
di barengi dengan masalah laju pertumbuhan penduduk yang kemudian melahirkan pengangguran,
rendahnya pendidikan yang menjadi modal utama dalam persaingan dunia kerja
dewasa ini. Kemiskinan menjadi krusial karena berpotensi sangat
besar memicu masalah-masalah sosial lainnya seperti tingginya tingkat kejahatan
di masyarakat, rendahnya tingkat kesehatan, dan lain.lain.
2.
Faktor biologis.
Faktor biologis akan menentukan kualitas kehidupan individu. Hal utama yang terkait adalah faktor
kesehatan masyarakat adalah faktor kecukupan gizi. Semakin tinggi kualitas gizi seseorang maka
akan semakin baik kualitas kesehatan masyarakat. Sementara semakin rendah
kualitas gizi maka semakin banyak masalah penyakit menular, penyakit infeksi
dan menyebabkan masalah dalam masyarakat.
3.
Faktor
biopsikologis, antara lain bunuh diri, penyakit syaraf,
stress, kegilaan dan lainnya. Hal ini memungkinkan munculnya kegelisahan
dalam masyarakat. Ada beberapa sebab terjadinya kasus bunuh diri namun sebab
yang terbanyak belakang ini adalah karena faktor ekonomi dan pemikiran bahwa bunuh diri sebagai solusi
menyebabkan semakin tingginya angka bunuh diri.
4. Problema kebudayaan. Problema kebudayaan ini bisa dibilang merupakan problema yang
sering terjadi pada sebuah masyarakat sekuler-kapitalis saat ini. Indonesia adalah negara multietnis yang terdiri dari
berbagai etnis. Suatu norma bagi etnis
tertentu dianggap normal, dapat menjadi tidak normal bagi etnis lainnya. Hal inilah yang dapat memicu benturan
budaya. Ditambah lagi sikap egoisme dan
pemahamapan bahwa sukunya lah yang benar akan berpotensi menimbulkan perpecahan
dalam masyarakat yang multietnis.
III.
Ukuran-ukuran Sosiologis Terhadap
Masalah Sosial
Dalam menentukan apakah suatu masalah merupakan masalah sosial dalam
masyarakat atau bukan, sosiologi menggunakan beberapa pokok permasalahan, yakni
sebagai berikut.
1.
Kriteria utama suatu masalah sosial yaitu
tidak adanya kesesuaian antar ukuran dan nilai sosial dengan kenyataan serta
tindakan sosial.
2.
Sumber-sumber sosial masalah sosial.
3.
Pihak-pihak yang menetapkan apakah suatu penyimpangan
dalam masyarakat merupakan masalah sosial atau bukan.
4.
Manifest social problem dan latent
social problems
5.
Perhatian masyarakat pada masalah sosial.
IV.
Beberapa Masalah Sosial Penting di
Indonesia
Indonesia adalah negara mutlietnis
dengan jumlah penduduk +250 juta jiwa, sangat berpotensi mengalami
berbagai masalah sosial. Berdasarkan
sumbernya akan banyak sekali masalah sosial yang dapat dibahas, namun secara
garis besar masalah-masalah sosial yang utama di Indonesia adalah sebagai
berikut:
1.
Kemiskinan. Kemiskinan dalam konsep sosiologi didefinisikan sebagai
ketidakmampuan seseorang untuk memelihara dirinya sendiri agar dapat hidup
secara sehat, normal dan layak.
2.
Kriminalitas. Kemiskinan berpotensi
meningkatkan angka kejahatan di masyarakat.
E.H. Sutherland (1962) menyatakan bahwa kejahatan dihasilkan dari pembelajaran dalam berinteraksi
dengan individu lain dan orang tersebut mendapat perilaku jahat sebagai efek
interaksi itu sendiri.
3.
Disorganisasi keluarga. Pengertian
disorganisasi keluarga adalah Suatu
kondisi perpecahan keluarga sebagai akibat gagalnya anggota-anggota keluarga
memenuhi kewajibannya sesuai peran sosialnya.
Kondisi ini cenderung mengakibatkan kegagalasan sosial di masyarakat.
4.
Perperangan. Perperangan adalah suatu bentuk pertentangan antar lembaga masyarakat. Menurut Soekanto (2007) peperangan
adalah masalah sosial yang paling sulit dipecahkan sepanjang sejahar manusia
dan disebabkan oleh banyak hal.
Peperangan selalu menjadi bagian sejarah manusia didunia. Hal ini semakin sulit dihindari bila
melibatkan masyarakat antara negara yang saling berkoalisi untuk memenangkan
peperangan itu sendiri. Efeknya adalah
semakin banyak kerugian yang akan diderita oleh masyarakat didunia, karena
dampak negatif tidak hanya diderita oleh masyarakat negara yang berperang namun
juga diderita oleh masyarakat negara-negara lainnya yang netral.
5.
Masalah generasi muda yang muncul akibat“sense of value” yang kurang ditanamkan oleh
orang tua, timbulnya organisasi pemuda/pemudi informal yang tingkah
lakunya menyimpang dari norma kemasayarakatan dan munculnya usaha generasi muda yang bertujuan mengadakan
perubahan sesuai nilainya sendiri.
6.
Pelanggaran terhadap norma masyarakat.
Hal ini banyak terjadi dalam masyarakat namun secara garis besar
pelanggaran yang berpotensi merusak adalah: 1) Prostitusi :suatu tindakan
yang bersifat menyerahkan diri untuk mendapatkan bayaran kepada umum untuk
melakukan perbuatan seksual, 2) Delinkuensi
Anak-anak: kegiatan anak muda dalam organisasi formal/semi-formal yang tidak
disukai masyarakat, 3)
NAZA: penggunaan zat-zat
protoplasmik yang mempunyai efek depresan pada sistem syaraf sehingga akan menurun fungsi otaknya, dan 4)Homoseksualitas : perilaku individual yang cenderung menyukai
sesama jenis kelaminya sebagai mitra seksual.
7.
Masalah kependudukan. Penduduk
adalah unsur utama pembangunan sebuah negara.
Penduduk yang over populated
maupun under populated akan
berpontesi menimbulkan masalah pada kepadatan penduduk, pertumbuhan ekonomi,
pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.
Pemerataan pembangunan harus menjadi prioritas agar tidak terjadi
ketimpangan sosial dan ekonomi yang akhirnya berdampak pada munculnya berbagai
masalah sosial.
8.
Masalah lingkungan hidup. Lingkungan
hidup akan menyangkut aspek lingkungan fisik, lingkungan biologis, dan
lingkungan sosial. Hal ini terkait
dengan masalah kependudukan. Masalah
lingkungan hidup yang terkait dengan masalah kependudukan adalah: 1) Makin
berkurangnya lahan produktif, seperti sawah dan perkebunan karena lahan
tersebut dipakai untuk pemukiman, 2) Makin berkurangnya ketersediaan air
bersih. Manusia membutuhkan air bersih untuk keperluan hidupnya. Pertambahan
penduduk akan menyebabkan bertambahnya kebutuhan air bersih. Hal ini
menyebabkan persediaan air bersih menurun, 3) Pertambahan penduduk juga
menyebabkan arus mobilitas meningkat. Akibatnya, kebutuhan alat tranportasi
meningkat dan kebutuhan energi seperti minyak bumi meningkat pula. Hal ini
dapat menyebabkan pencemaran udara dan membuat persediaan minyak bumi makin
menipis dan 4) Pertambahan penduduk juga menyebabkan makin meningkatnya limbah
rumah tangga, seperti sampah dan lain-lain. Hal ini dapat mennyebabkan
pencemaran lingkungan.
9.
Birokrasi. Pengertian kata birokrasi
menurut Kamus Besa Bahasa Indonesia (2013) adalah sistem pemerintahan yg dijalankan oleh pegawai pemerintah karena telah berpegang pd hierarki dan jenjang jabatan dan atau cara bekerja atau susunan
pekerjaan yg serba lamban, serta menurut tata aturan (adat dsb) yg banyak
liku-likunya. Menurut Max Weber (1947),
birokrasi mencakup setidaknya 5 unsur utama yaitu organisasi, pengerahan
tenaga, sifat yang teratur, terus menerus dan adanya tujuan. Aspek sosiologi tidak memandang apakah
birokrasi dapat menghambat atau justru memperlancar sistem pemerintahan, namun
sosiologi sebagai ilmu, memandang birokasi dapat berpotensi menimbulkan masalah
sosial bila birokrasi tersebut menghambat perputaran roda pemerintahan. Birokrasi di Indonesia sendiri saat ini
sedang mengalami krisis kepercayaan dari masyarakat karena tingginya angka
korupsi yang dilakukan penjabat pemerintah.
V.
Pemecahan Masalah Sosial
Untuk
mencari bagaimana solusi terbaiknya dalam mengatasi suatu masalah sosial yang
terjadi dalam masyarakat tidaklah mudah, karena apa pun solusi itu semuanya
akan tetap tergantung pada apa akar penyebabnya. Ditinjau secara metodologis,
untuk mencari apa akar penyebab dari suatu masalah sosial biasanya dengan melakukan
penelitian secara empiris, baik dalam skala mikro maupun makro. Penelitian
secara mikro misalnya, dilakukan dengan cara melakukan suatu studi kasus.
Sedangkan penelitian secara makro, dilakukan dengan cara melakukan survai
terhadap suatu masalah sosial. Namun, apa pun skala penelitian yang dilakukan,
semuanya itu akan berupaya untuk menemukan apa akarpenyebab dari suatu masalah
sosial. Berbagai kegagala atau setidak-tidaknya disebut sebagai kurang
efektifnya dalam mengatasi suatu masalah sosial, biasanya dikarenakan kurangnya
pemahaman secara empiris tentang dinamika perkembangan suatu komunitas
(Singgih, 2011).
Upaya pemecahan masalah-masalah sosial dapat
diatasi secara represif maupun preventif. Upaya represif adalah upaya yang
diberlakukan setelah terjadi masalah sosial di masyarakat. Upaya-upaya represif yang dapat dilakukan
antara lain:
1.
Memberlakukan kewajiban mengenali jati
diri dan budaya bangsa.
2.
Meningkatkan pemahaman masyarakat
mengenai nilai-nilai kebenaran.
3.
Pemberlakuan Norma dan Hukum yang tegas,
jelas dan tidak tebang pilih.
4.
Memberlakukan hukuman yang tegas bagi
pihak-pihak yang menimbulkan masalah dalam masyarakat.
Sementara
upaya preventif, adalah seluruh daya upaya yang dilakukan guna mencegah
timbulnya masalah-masalah sosial di masyarakat.
Upaya yang dapat dilakukan adalah:
1.
Penanaman Nilai-Nilai Keagamaan yang
benar, baik dan terpadu.
2.
Penanaman Nilai-Nilai Luhur Bangsa
Indonesia
3.
Peningkatan Pendidikan Masyarakat
4.
Perencanaan Sosial
VI.
Perencanaan Sosial
Dalam upaya mencegah dampak perubahan
ke arah yang tidak baik, sehingga perlu adanya perencanaan dalam suatu
perubahan untuk meminimalkan efek negatif dari masalah sosial, misalnya
kecemasan, depresi, gegar budaya, dan sebagainya. Pembangunan (development) mengandung
arti perubahan sosial dengan arah kemajuan (progress), jadi kemajuan
berarti perubahan ke arah yang dikehendaki sesuai dengan komitmen bersama serta
dipandang sebagai sesuatu yang baik. Sejalan dengan pembangunan ada perencanaan
sosial dalam arti upaya untuk mengendalikan masyarakat sosial ke sasaran yang
tepat. Di sisi lain dalam pembangunan akan terjadi persoalan-persoalan yang
menyangkut bagaimana mempertemukan segenap keinginan lapisan masyarakat
terutama yang saling bertentangan, hal ini merupakan suatu hal yang cukup
rumit.
Perencanaan
perubahan dalam pembangunan dimaksudkan untuk mengurangi dampak negatif dari masalah
sosial di masyarakat yang cukup besar, karena melalui perencanaan sosial
diharapkan dapat mengurangi konsekuensi dan keterlambatan proses penanggulangan
masalah sosial di masyarakat. Jadi perencanaan perubahan sosial mencoba mengurangi
kerugian akibat berbagai masalah sosial dan budaya, namun keberhasilannya masih
dalam perdebatan para ahli dan peneliti ilmu sosial. Karena masyarakat selalu
mengalami perubahan setiap saat.
Perencanaan setepat apapun akan selalu terkait pada munculnya
modernisasi atau perubahan dalam masyarakat.
Apabila perubahan tersebut tidak terkendali, dan diterima secara berbeda
antar masyarakat maka akan menimbulkan masalah sosial baru bagi
masyarakat. Sehingga perencanaan sosial
harus mampu meminimalisir efek negatif yang berkemungkinan muncul akibat
perencanaan sosial itu sendiri.
Perencanaan sosial harus
didasarkan pada pengertian yang mendalam tentang bagaimana kebudayaan
berkembang dari taraf rendah ke taraf modern dan kompleks dimana dikenal
industri, peradaban kota,dll. Ogburn &
Nimkoff (1964) menyatakan bahwa beberapa prasyarat yang diperlukan
agar suatu perencanaan
sosial menjadi efektif.
Prasyarat tersebut adalah:
1.
Adanya
unsur modern dalam masyarakat.
2.
Adanya
sistem data base yang baik dan analisis yang tepat.
3.
Sikap publik yang terbuka
terhadap usaha-usaha perencanaan sosial
tersebut.
4.
Adanya
pemimpin ekonomi dan politik yang progresif.
Daftar Pustaka
Singgih, Doddy Sumbodo.
2011. Masalah-masalah Sosial Di
Indonesia: Pemahaman Konsep, Fokus Analisis, Skema Hubungan Antar-Variabel Dan
Metode Analisis. FISIP Unair. Surabaya.
Soekanto, Soerjono.
2007. Sosiologi Suatu
Pengantar. PT. RajaGrafindo
Persada. Jakarta.
Taum, Yoseph Yapi.
2006. Masalah-Masalah Sosial
Dalam Masyarakat Multietnik. Makalah dibawakan dalam Focus
Group Discussion (FGD) “Identifikasi
Isu-isu Strategis yang Berkaitan dengan Pembangunan Karakter dan Pekerti
Bangsa”, dilaksanakan oleh Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional
Yogyakarta. F. Sastra Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta
Weber, Max. 1947.
The Theory of Social and Economic Organization. Oxford University Press. New York.
www.radioaustralia.net.au
www.youtube.com
No comments:
Post a Comment